Cause Ur The Only One For Me (Part 1)

Rabu, 19 Oktober 2011

Title          : Cause Ur The Only One For Me
Author      : @upaupapuspa
Main cast :   Lee Dong-Hae
                    Kim Jin-Hye
                    Lee Hyuk-Jae
                    Park Hye-Sun
Length     : ?????
Rate         : All Ages
Genre       : Romantic


Akhirnya aku kembali dengan ff ke’2 ku. Tapi ini FF pertamaku dengan Chapter yang rada banyak. Hhee,, seperti biasa, butuh comment, kritik dan saran untuk memotivasiku buat bikin ff lagi.

Tak selamanya peran utama bersifat protagonis, terkadang seorang antagonis juga bisa mendapat kedudukan yang sama. Terlalu banyak kemunafikkan di dalam diri protagonis. Aku pemeran utamanya, aku yang arogan, aku yang angkuh, aku yang selalu jahat di mata kalian. Tapi satu hal yang harus kalian sadari aku bukan seorang yang munafik. Aku (antagonis) hanya ingin memperjuangkan apa yang seharusnya menjadi milikku. Bukan seperti dia (protagonis) yang rela melepaskan sesuatu seperti tidak ada perjuangan.
Nb : Blue : Flashback
      Black : Now. .


Jin-Hye POV
Aku yang awalnya menghancurkan dan kini, aku yang mempersatukannya kembali. Aku berada di posisi yang sungguh sangat menyakitkan, menyesakkan dadaku dan membuat batinku tersiksa. Tuhan, aku merindukannya, aku seperti ingin memutar waktu, agar aku tak bisa mengenali ketiga orang yang membuat hidupku hancur berantakan.
Hari ini, tepat dua tahun pernikahanku dengan suamiku, aku menyaksikan pernikahannya dan seorang wanita yang palingku benci di muka bumi ini, sungguh aku tak bisa berbuat apa-apa karena ini kesalahanku dan kemauanku. Aku hanya bisa menangis tanpa melakukan apa-apa.
Terkadang aku membutuhkan pria masa laluku walaupun rasa benciku padanya sangat besar,  aku membutuhkannya agar aku bisa terbang sekarang, aku ingin pergi dari tempat ini. Kau dimana? Dimana aku harus menemukanmu sekarang? Kali ini aku memang benar-benar membutuhkanmu. Tapi aku tak ingin kehilangan suamiku


Flashback . .
Author POV
“Oppa, hari ini aku mau ke toko buku, maukah kau menemaniku? Banyak buku yang ingin ku beli untuk proyekku minggu depan.” Seorang gadis manis nan elegan menghampiri sahabatnya.
“mianhae Hye-ah, aku harus meeting dan bertemu client siang ini” dengan terpaksa hyukjae menolak ajakan wanita itu.
“baiklah, aku mengerti kesibukanmu Tuan Direktur”
“YA, kau marah padaku Nona Direktur?,” Hyukjae mencoba menghiburnya dengan kata-kata itu.
a little bit “ Jin Hye menjawab seadanya.
“jeongmal mianhae Hye-ah, aku benar-benar tidak bisa menemanimu, hari ini aku harus meeting dan bertemu client baru, ini proyek terbesarku selama aku berkarir. Kau pasti tau impianku selama ini?” Hyukjae memasang tampang memelas.
“ok, kali ini bisa aku maklumi, lagipula aku sudah bosan dengan tampang konyolmu itu”
“hhhaaaa, tapi tampang ini selalu membayangimu setiap saat bukan?”
“YA, percaya dirimu sangat tinggi Tuan Direktur” Jin-Hye berlalu meninggalkan Hyukjae di ruangannya.
“kau mau kemana Hye-ah?”
“tentu saja ke toko buku?”
“sendiri?”
“ne, sahabatku terlalu sibuk hingga melupakanku”
Hyukjae hanya tersenyum melihat kelakuan sahabatnya yang sangat manja itu, tidak ada yang tahan berteman maupun dekat dengan Jin-Hye karena kelakuannya yang kekanak-kanakan bahkan sedikit angkuh.


Jin-Hye POV
Entah kenapa aku berada disini, aku seperti merindukan seseorang yang pernah ada dihidupku. Semilir angin musim gugur seolah-olah ingin mengajakku terbang bertemu dengannya, bertemu denganmu yang selalu ada untukku. Sungguh rasa ini membuatku seperti ingin menghancurkan semua waktu di dunia. Agar aku masih bisa terus bersamamu. Aku merindukanmu Sayapku, jeongmal bogoshippo.
“Hye-ah” seseorang di sebelahku berhasil membuatku terkejut.
“ne, oh kau rupanya”
“kau merindukannya?”
“ne, selalu. Aku selalu merindukannya oppa”
“kau tak ingin berusaha untuk bertemu dengannya?”
“untuk apa? Aku tak ingin dia meninggalkanku untuk kedua kalinya. Cukup dia menyiksaku dengan rasa rindu ini saja. Lagipula aku sudah menemukan seseorang yang lebih baik darinya, dan aku berharap lelaki itu tak meninggalkanku seperti yang pernah dia lakukan” sebuah butiran mutiara yang bening hampir jatuh dan membasahi pipiku.
“eh? Lelaki? Siapa? Apa aku mengenalnya? Ya, kenapa kau tidak pernah menceritakan padaku kalau kau sudah punya kekasih?” rentetan pertanyaan hyukjae membuatku pusing untuk menjawabnya.
“kau mengenalnya, sangat mengenalnya oppa. Kau mengenanya lebih dari orang-orang terdekatmu” aku melangkahkan kakiku mendekati bibir pantai.
Kulihat wajah hyukjae yang penuh tanda tanya. Bibirnya seolah menerka-nerka siapa namja yang kusebut tadi. Suatu saat kau akan mengetahuinya hyukjae, kau akan mengetahui jika kau sadar bahwa aku selalu ada untukmu.


Hyuk-Jae POV
Aku masih terus memikirkan siapa lelaki yang dicintai Jin-Hye, kenapa sahabatnya itu tidak pernah bercerita sedikitpun tentang lelaki itu, setiap kali ku tanya, dia hanya menjawab ‘tak usah kau tanya, kau juga sudah tau jawabannya’. Apa maksud dari kata-katamu Jin-Hye? Kau ingin bermain tebak-tebakkan denganku?
Hari ini aku berencana akan membelikan sesuatu untuk Jin-Hye sebagai permintaan maafku karena kemarin tidak bisa menemaninya ke toko buku. Aku menyusuri lorong-lorong toko di pusat kota seoul, melemparkan setiap pandanganku agar tak satupun toko yang lepas dari mataku. Aku tak ingin kehilangan satu tokopun.
“aishh, aku bingung harus membelikan apa untuk Nona Direktur itu?” ujarku sembari melangkahkan kaki menyusuri koridor-koridor pertokoan.
Namun tiba-tiba ..
Bruukkkk……
Aku tak sengaja menabrak seseorang yang sepertinya tengah kerepotan dengan belanjaannya yang menggunung.
“mianhae nona” aku dengan segera membantunya membereskan kembali belanjaannya yang super banyak itu.
“ne, gwenchanayo tuan, aku yang salah. Gara-gara belanjaan ini aku tak bisa melihat apapun di depanku” wanita itu tersenyum padaku
Senyuman itu, senyuman wanita itu membuatku bagai seorang anak kecil yang baru saja menemukan mainannya yang hilang, senyumannya juga seperti anak panah yang siap menyerang dan menancap di hatiku.
“tuan, kau baik-baik saja” tangan lembutnya melambai-lambai di depan wajahku hingga membuatku tersadar.
“ah, ne. sekali lagi mianhae aku membuatmu repot nona” aku membungkukkan badanku
“Park Hye-Sun panggil saja aku Hye-Sun, tuan” ujar wanita itu
“hyukjae, nama ku Lee Hyukjae” aku mengulurkan tanganku kearahnya.
“bangapseumnida Hyukjae.ssi” wanita menyambut uluran tanganku.
“kau mau kemana Hye-Sun.ssi?” aku bertanya pada wanita anggun ini.
“oh, aku mau pulang”
“mari kuantar, anggap saja ini sebagai permintaan maafku karena telah merepotkanmu tadi” aku menawarkan bantuan pada Hye-Sun.
“tidakkah merepotkanmu Hyukjae.ssi?”
“ah, tidak sama sekali”
“baiklah” dengan segera aku membawa sebagian barang belanjaan Hye-Sun.
Aku berjalan menuju mobil yang ku parkir yang tak jauh dari tempat ku bertemu Hye-Sun. sepertinya aku lupa tujuan utamaku ke tempat ini. Hadiah untuk Jin-Hye, iya aku melupakannya.


Hye-Sun POV
“kau ternyata sangat senang belanja Hye-Sun.ssi”  Hyukjae membuka pembicaraan setelah beberapa menit kami hanya terdiam di Mobil mewah ini.
“aniya, ini bukan punyaku, barang-barang ini milik perusahaanku. Kebetulan kami akan membuka cabang di Busan”
“oh, kau ternyata seorang wanita karier Hye-Sun.ssi?”
“hhaaa, begitulah dan kau bekerja dimana Hyukjae.ssi” ujarku pada lelaki di sebelahku.
“aku pemilik Lee Coorporation di kota ini”
“hah? Jinja?, kau pengusaha sukses tuan” jujur aku sangat kagum dengan lelaki ini,
“ini rumahmu Hye-Sun.ssi?” tak sadar ternyata mobil mewah ini sudah berada di depan rumahku yang sederhana.
“ne, kau mau mampir dulu Hyukjae.ssi?” aku menawarkannya untuk singgah ke gubukku.
“mianhae, Hye-Sun.ssi aku masih ada pekerjaan di kantor, tapi lain kali aku pasti mampir ke rumahmu”
“ne, gwenchanayo. Kamsahamnida atas tumpangannya Hyukjae.ssi” aku keluar dari mobil mewah ini dan membungkukkan badanku berterima kasih.
“cheonmaneyo Hye-Sun.ssi” pria itu berlalu dengan mobil mewahnya.


Jin-Hye POV
“Ya, kemana monyet bodoh ini. Sudah dua jam aku menunggunya” aku memukul-mukul cangkir di hadapanku.
Hari ini Hyukkie mengajakku makan siang, sudah dua jam aku menunggunya tapi Tuan Direktur itu tak kunjung datang, sudah berkali-kali ku telpon tapi tak ada jawaban darinya.
“jika bertemu akan kuhabisi monyet sialan itu” aku masih sibuk sendiri dengan cangkir di depanku.
“Hye-ah” seorang lelaki datang dengan napas terengah-engah, ternyata monyet itu.
“YA Kau masih mengingatku?”
“mianhae, jeongmal. Aku ada sedikit urusan tadi”
Tiba-tiba Hyukjae menyodorkan sebuah kotak kecil ke arahku, aku sepertinya tau apa isi kotak kecil ini. Tapi aku tak ingin menebak-nebak, jika tebakkanku salah, maka ini akan menghancurkan sebagian hidupku.
Dan ternyata benar.
“ini? Apa maksudmu oppa?” aku mulai kebingungan dengan ini semua
“aku ingin melamarmu Hye-ah, apa aku salah? Apa tidak adakah sedikit tempat untukku?”
“ka..kau serius oppa?” demi apapun aku tak percaya dengan apa yang dikatakan lelaki ini, aku tak tau harus bersikap bagaimana, haruskah aku senang karena lelaki yang kucintai melamarku atau aku harus bersedih karena aku harus berusaha melupakan pria masa laluku yang juga sangat ku cintai.
“aku tak pernah seserius ini Hye-ah, aku tau kau masih belum bisa melupakan namja masa lalumu dan aku juga tau kau pernah bilang bahwa kau sudah memiliki pengganti namjamu itu, tapi aku janji takkan pernah menyuruhmu melupakannya, tapi tolong berilah sedikit ruang untukku” kata-kata hyukjae membuatku semakin yakin, mulai sekarang aku memang harus melupakan sayap kananku.
“kau tau oppa? Lelaki yang kumaksud dua hari yang lalu di pantai adalah kau, aku senang ternyata kau tak meninggalkanku seperti namja itu” tubuhku tak sanggup untuk tidak memeluk namjaku, namja ku sekarang dan masa depan.
“Ya, kenapa kau tidak bilang pabo,” Hyukjae dengan cepat menjitak kepalaku.
“Ya, kau pikir aku perempuan apa yang mengutarakan cintanya terlebih dahulu, aku masih punya harga diri untuk itu” aku melepaskan pelukannnya sebelum dia memukulku untuk kedua kalinya.
“seandainya posisinya tidak seperti sekarang, aku bahkan tidak menyukaimu, apa kau akan menyimpan perasaanmu hingga aku menemukan wanita lain lalu pergi meninggalkanmu seperti namja itu.
“pria itu tidak meninggalkanku karena wanita lain, arraseo?” lagi-lagi aku membela namja ini di hadapan kekasihku.
“ne, arraseo” dapat kulihat wajah malas Hyukjae.
Tapi apa yang dikatakan Hyukkie memang benar, jika posisinya tidak seperti ini apa aku harus menyimpan perasaan ini sampai dia menemukan wanita lain dan meninggalkanku.
***
Flash Back END . .


Author POV
“ ini hanya sementara Park Hye-Sun, jangan berharap ini akan berlangsung lama” Jin Hye membisikkan sesuatu di telinga Hye-Sun sebelum wanita itu benar-benar resmi menjadi istri dari suaminya.
“ ne, arrasseo” Hye-Sun hanya bisa tertunduk lemas mendengarnya.
“ jika kau berbuat ulah, aku tak segan-segan menendangmu dari kehidupan kami. Aku tidak peduli dengan keadaanku jika kau berani macam-macam”
“ aku berhutang budi padamu Nyonya Lee, aku janji “ raut ketakutan muncul dari wajah Hye-Sun.


Hye-Sun POV
Wanita ini begitu mengerikan buatku, jika bukan karena keluargaku dan perasaanku ke Hyukjae, sungguh aku tak ingin seperti ini. Wanita ini sepertinya memang sengaja membuatku berhutang budi padanya. ada sedikit rasa senang di hatiku, karena akhirnya aku bisa menikah dengan lelaki yang sangat ku cintai, tapi bahagia itu tidak sebanding dengan penderitaan yang ku rasakan.
Jin-Hye membisikkan sesuatu sebelum aku resmi menjadi istri suaminya, seperti sebuah ancaman untukku. Aku hanya berharap ada sedikit kebahagian selama aku menjadi istri Hyukjae, tapi entahlah.
“kau yakin dengan ini semua Hye-ah?” ku dengar suara Hyukjae meyakini istrinya dengan ide yang menurutnya sangat konyol.
“ne, Oppa, aku sangat yakin dengan keputusanku. Ini semua demi kebahagianmu” Wanita itu, membuatku terpuruk demi suaminya.
Oh Tuhan, aku sakit. Lelaki yang selama ini mencintaiku mempertanyakan apakah dia yakin ingin menikahiku.
Dan wanita itu, membuatku semakin sakit dengan ancamannya yang bertubi-tubi.


Hyuk-Jae POV
Hari ini aku akan menikahi seorang gadis masa laluku, seorang gadis yang dulunya hampir saja menghancurkan pernikahanku dengan Kim Jin-Hye. Jujur aku masih menyimpan rasa untuknya, tapi entah kenapa hari ini perasaanku lenyap seketika.
“kau tau Hye-ah, jika bukan karena kau, aku tak ingin seperti ini” dengan cepat ku genggam erat tangan istriku.
“ dan jika bukan karena kau, aku juga tak ingin seperti ini oppa. Berbagi suami dengan wanita sialan itu” Jin-Hye berusaha meyakinkan ku dengan keputusannya.
“baiklah Ny.Lee, aku akan melakukan apapun demi kau. Bahkan menghancurkan hatiku sendiri”
“ semuanya akan baik-baik saja yeobo”
“ aku harap begitu”
“YA, segera siap-siap, pernikahanmu akan segera di mulai”
Aku akan melakukan apapun demi mu Jin-Hye, aku akan melakukan semua yang kau mau. Aku teramat mencintaimu  istriku. bahkan lebih dari perempuan itu.



***TBC***



0 komentar:

Posting Komentar