Hanbok – Pakaian Sang Angin

Rabu, 27 April 2011

Hanbok adalah pakaian tradisional Korea, dan kadang disebut juga sebagai “Pakaian Sang Angin.” Dan memang benar, garis-garisnya yang mengalir dan lekukan-lekukannya yang anggun mengingatkan kita pada kelembutan angin. Hal ini tergambar pula ketika chima membelai lembut kaki seorang perempuan saat dia berjalan dan ketika sang angin menyapu membentuk siluet indah seperti dewi yang dibelai lembut angin.
Orang korea sering menggunakan kata “baram” atau angin untuk menggambarkan perasaan bahagia seperti ketika seseorang sedang jatuh cinta. Angin menyimbolkan kebebasan untuk terbang, tanpa beban dan bebas. Sepatu kulit tradisional Korea, hwa (sepatu berleher panjang) dan hye(sepatu hak pendek), juga biasa disebut sebagai “Sepatu Sang Angin.”
Hanbok untuk wanita terdiri atas rok dan atasan yang mirip bolero. Hanbok juga sering disebut chimajeogori, chima berarti rok dan jeogori berarti jaket. Sedang hanbok untuk laki-laki terdiri dari jaket pendek dan celana panjang, yang disebut baji.
Salah satu aspek yang mendasar dari Hanbok adalah garis-garis yang simpel namun indah. Seorang sarjana jepang, Yanagi Muneyoshi (1889-1961) mengatakan bahwa karakteristik utama dari seni Korea adalah keindahan garis, seni Jepang adalah keindahan warna, dan seni Cina adalah keindahan bentuk. Garis memenuhi hampir semua seni Korea, dari mulai lukisan-lukisan pada jaman Joseon hingga jendela tradisional korea.
Selain itu garis juga dilambangkan oleh rambut wanita, dan tentu saja siluet dari hanbok. Dalam bahasa korea, kata tekstur atau gyeol, tidak hanya berarti gelombang kain atau bentuk yang terbentuk secara alami, tapi juga berarti kebijaksanaan dan kesucian yang dimiliki oleh wanita Korea. Dan orang Korea mengekspresikan tekstur melalui garis-garis yang mengalir dan alami dalam hanbok, pakaian tradisional mereka.

Hanbok bergaya tradisional yang dipakai saat ini mengikuti bentuk hanbok yang digunakan ketika masa Dinasti Joseon (1392-1910). Yangban, gelar bangsawan turun-temurun yang didasarkan pada tingkat pendidikan dan jabatan (bukan pada kekayaan), mengenakan hanbok yang berwarna cerah terbuat dari sutra berpola di saat musim dingin dan yang terbuat dari tenunan rami atau kain yang lebih bagus pada musim panasnya. Sedangkan orang biasa, dilarang oleh hukum sehingga hanya bisa mengenakan hanbok dari katun berwarna putih, kadang pink pucat, hijau muda, abu-abu, dan hitam.
Wanita muda mengenakan chima berwarna merah dan jeogori berwarna kuning ketika menikah, dan chima berwarna merah dengan jeogori berwarna hijau ketika telah menikah yaitu ketika sedang memberi hormat kepada mertua mereka dan ketika pulang dari bulan madu. Akan tetapi jaman sekarang, biasanya para wanita mengenakan hanbok berwarna pink untuk upacara pelamaran (so cute ^^), gaun pengantin bergaya barat dan pakaian berwarna hijau setelah pernikahan ketika memberi hormat kepada mertua mereka setelah pulang dari bulan madu. Pada acara lainnya, wanita-wanita jaman sekarang menggunakan berbagai macam warna dan kain, termasuk yang dilukis tangan, atau bahkan sutra bersulamkan emas, tapi hanbok warna putih biasanya digunakan oleh orang tua dan untuk pakaian berduka.

Sedangkan jaman dulu, warna pakaian memiliki arti. Putih merupakan warna yang paling umum dan biasanya digunakan oleh orang biasa. Warna ini menyimbolkan kemurnian jiwa. Merah berarti nasib baik dan kekayaan, makanya dipakai ketika pernikahan oleh perempuan. Nila menyimbolkan ketetapan, dulunya digunakan untuk warna rok wanita-wanita di pengadilan dan jubah resmi pegawai pengadilan. Hitam menyimbolkan ketidakterbatasan dan merupakan sumber dari penciptaan, digunakan sebagai warna topi laki-laki. Kuning merepresentasikan pusat alam semesta, digunakan untuk pakaian kebesaran keluarga kerajaan. Rakyat biasa dilarang menggunakan warna kuning. Lima warna ini juga disimbolkan sebagai warna empat arah dan pusat alam semesta serta tatanan alam semesta. Pemilihan warna antara bagian rok dan baju pun didasarkan pada warna yin dan yang, yin untuk chima dan yang untuk jeogori. Begitu pun warna yang digunakan oleh laki-laki dan perempuan, menyimbolkan yin dan yang.

Bagian-bagian Hanbok :
1. Jeogori: bagian atas hanbok.Untuk hanbok laki-laki ukurannya lebih besar dan simple, sedangkan untuk wanita agak pendek dan ditandai garis lengkung  dan dekorasi yang lembut
2.Deong Jong : yaitu kerah yang berwarna putih .
3.  Otgoreum:  adalah pita yang dipakai pada hanbok untuk wanita, yang melintang hingga ke Rok ( chima )
4. Chima : adalah rok pada hanbok. Ada berbagai macam jenis chima, ada yang lapisan tunggal dan ada juga yang ganda.
5. Pola:  susunan gambar atau garis  dan juga perpaduan warna.




Durumagi
Durumagi dipakai diatas pakaian biasa untuk menghangatkan selama musim dingin. Walaupun pada awalnya digunakan oleh pejabat pemerintah sebagai pakaian sehari-hari, rakyat biasa akhirnya mulai menggunakannya untuk acara-acara tertentu


Gat-chogori

Gat-chogori sedikit lebih besar daripada chogori biasa, tapi memiliki bulu kelinci didalamnya untuk menghangatkan tubuh. Bagian luarnya terbuat dari sutra.



source : duniakorea.com
credit : Dunia Korea
re-uploaded : upaupapuspa


0 komentar:

Posting Komentar